TRENDING NOW

SYIRIK

KOMUNIS

SURIAH


Islam ChannelAntiLiberalNews – Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Nasir menanggapi dengan santai kebijakan pemerintah tersebut. Dia pun mencoba mengambil sisi positif atas pemblokiran sepihak situs Islam itu.
“Pembredelan situs-situs Islam sangat bermanfaat untuk satukan gerakan Media Islam yang kuat. Bi idznillah,” katanya melalui akun Twitter, @bachtiarnasir (02/04).
Sebelumnya Tokoh muda Muhammadiyah sekaligus pengamat terorisme, Mustofa Nahrawardaya melihat keanehan dalam penutupan situs-situs Islam. Mustofa melihat, semua situs yang diblokir pemerintah memiliki kesamaan melawan ideologi Syiah.
“Yang aneh  dari semua tujuh website maupun 22 website lainnya  melawan satu kelompok sama, selama ini yang saya lihat, yaitu kelompok yaitu Syiah,” ungkap Mustafa di acara LIVE TV ONE “Lha Media Islam Kok Diblokir?, Rabu pagi, (01/03).
Mustafa mengingatkan jangan sampai Syiah yang bertujuan merebut negara justru memakai tangan BNPT untuk menutup situs media Islam.
Red : Maulana Mustofa

Mustofa Nahra : Mengapa Situs Islam Liberal Menebar Kebencian Tidak Diblokir BNPT

Live Tv one Mustofa Nahra Vs Irfam Idris BNPTAntiLiberalNews – Tokoh muda Muhammadiyah sekaligus pengamat terorisme, Mustofa Nahrawardaya, mempertanyakan kebijakan penutupan situs-situs media Islam oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) atas perintah BNPT.
Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, website-website yang memicu pertengkaran, kebencian, memelintir ayat al Quran harus kita tutup karena menyebabkan radikal.
Sontak, Mustofa Nahra langsung bertanya, “Jika website-website yang memicu pertengkaran, kebencian, memelintir ayat al quran harus ditutup karena menyebabkan radikalisasi, mengapa situs Islam Liberal tidak ditutup,” tanya Mustofa dikutip AntiLiberalNews dari acaraLIVE TV ONE “Lha Media Islam Kok Diblokir?, Rabu pagi, (01/03).
“Nah website Islam liberal itu kurang apa itu menyesatkan orang indonesia, maksud saya begitu, orang Islam liberal ini lebih sesat, mereka mengadu domba antar umat Islam , antar firqoh , antar mahdzab, antar aliran, tapi kok dibiarkan saja, lanjutnya berapi-api.
Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) itu meminta agar BNPT agar tidak sembarangan menggeneralisr atau menerapkan standar ganda. “Makanya Prof jangan menggeneralisir website yang menebar kebencian sebagai radikal, nah sekarang kenapa JIL ini gak di panggil, panggil atau blokir dulu (situsnya-red).”
Disaat Direktur Deradikalisasi mau berdalih, Mustofa melanjutkan, “Jangan kemudian yang Islam-islam lurus ini anda blokir, yang sesat malah tidak anda blokir.”
“Lha ini kebalik, BNPT jangan terkesan, ikut memperkeruh persoalan umat ini, merusak, BNPT harusnya meluruskan, gitu bro, terang Mustofa.
Mustafa mengingatkan jangan sampai kelompok Syiah yang bertujuan merebut negara justru memakai tangan BNPT untuk menutup situs-situs media Islam. “Pak prof, di semua negara, saat ini milisi syiah houthi di yaman lagi berkembang, mereka ingin merebut negara, itulah yang berbahaya, jangan yang tidak berbahaya anda blokir,” tegasnya.
“Nanti malah akan ada pertanyaan siapa sebenarnya di belakang BNPT ini,” pungkas Mustofa.
Red : Maulana Mustofa


Komjen Pol Saud Usman Nasution Kepala BNPT Pada Seminar di Pembukaan Muktamar II ABI (Ormas Syiah)
Komjen Pol Saud Usman Nasution Kepala BNPT Pada Seminar Pembukaan Muktamar II Ormas Syiah ABI
AntiLiberalNews – Penyedia jasa internet (Internet Service Provider/ISP) bisa dibilang menjadi ujung tombak dalam proses pemblokiran. Hanya saja dalam kasus pemblokiran terbaru yang menyasar sejumlah situs yang dianggap radikal, ada setumpuk kekhawatiran dari para penggiat ISP.
“Yang saya khawatir ke depannya, BNPT akan seenaknya mencap sebuah situs radikal, ujar Irvan Nasrun, pemilik ISP yang juga Kepala Bidang Keamanan Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) seperti dikutip Detik(31/08).
Ini tak cuma terkait Islam, ini juga seperti saat ada orang yang menuliskan yang aneh-aneh tentang presiden,”lanjutnya.
Padahal, Irvan menyarankan, untuk kasus Islami yang dianggap menyebarkan paham radikalisme, sebaiknya Kominfo berkoordinasi dengan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) sebelum memutuskan pemblokiran.
“Ini kan situs-situs Islam. Karena pendekatannya beda yang disebut radikal itu apa? Kalau orang yang gak mau hormat sama bendera, apa itu disebut radikal? Mau mendirikan negara apa radikal? Padahal di situs-situs yang diblokir itu juga banyak informasi mengenai dakwah dan hukum Islam,” ungkap Irvan
ISP yang juga merupakan operator besar pun sampai ada mempertanyakan soal keputusan pemblokiran ini.
“Apa benar informasi ini. Banyak yang protes dari ISP, bahkan ada beberapa ISP yang tidak melakukan filtering karena meragukan data-data yang dikeluarkan BNPT. Soalnya dari ketika ditanyakan ke Kominfo, ini cuma dijelaskan ini permintaan BNPT dan tidak tahu alasan detailnya,” Irvan mengungkapkan.
Irvan menceritakan, ia mendapat email permintaan pemblokiran tersebut dari bagian Trust+ Kementerian Kominfo. Email itu ditujukan ke semua ISP, bukan ke APJII, dan tertulis ada 19 website yang perlu diblokir atas permintaan BNPT yang dikirimkan ke Kominfo.
“Nah, cuma sayangnya dari Kominfo tak dikroscek satu-satu. Cuma disebutkan alamatnya URL-nya saja karena dianggap radikal. Tapi radikal yang seperti apa kita juga gak tahu,” pungkas Irvan.
Red : Maulana Mustofa


teroris syiah ibrahim al habsyiAntiLiberalNews | Islam Pos – Sidang kasuspenyerangan jamaah Kompleks Az-Zikrakembali digelar di Pengadiran Negeri Cibinong, Bogor, Kamis (7/5). Persidangan kali ini menghadirkan lima terdakwa yang juga pelaku utama, di antaranya Ibrahim, Ida Bagus, Haratitis, Samsuri dan Syarifudin.
Berbeda dari sidang-sidang sebelumnya, kali ini Ibrahim memberikan keterangan baru. Ibrahim mengaku dirinya mengidap penyakit gangguan jiwa pada tahun 2005 silam dan memiliki ketergantungan resep obat agar penyakitnya dapat direda. Hal ini baru dikatakannya ketika persidangan memasuki tahap kelima.
“Saya sejak tahun 2005 mendapat gangguan psikologis. Tiga tahun terakhir berobat di RS Sukanto,” ujar dia di depan hakim sebagaimana dikutip Islam Pos.
Dalam persidangan kelima ini, Ibrahim membantah jika dia menganut keyakinan Syiah. Dia justru menyebut empat terdakwa lainnya yang menganut Syiah.
Namun berdasarkan keterangan Kanit I Resum Polres Bogor, Ipda Enjo Sutarjo SH, Ibrahim termasuk tokoh intelektual penyerangan ke Kompleks Az-Zikra. Jika Ida Bagus adalah koordinator penyerangan, maka Ibrahim berperan sebagai tokohnya.
Ibrahim sendiri berasal dari Ciledug dan ikut merancang skenario penyerangan.
“Setelah berkumpul di Ciledug, kelima pelaku utama ini langsung menuju Cibinong. Mereka ada yang naik mobil dan motor,” ujar Enjo saat ditemui Islampos di Polres Bogor, 14 Februari silam.
Sesampainya di Cibinong, kata Enjo, kelima pelaku utama segera melakukan koordinasi dengan massa yang telah menunggu.
“Dari situ mereka melakukan konvoi menuju Majelis Az Zikra,” ujar Enjo. Kelima pelaku utama ini sekarang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam pengakuan kepada Islam Pos, Ibrahim mengaku dijanjikan sejumlah biaya oleh Ida Bagus untuk melakukan penyerangan ke Kompleks Az-Zikra.
“Saya dijanjikan akan dapat setelah penyerangan,” ujarnya sesaat setelah dijebloskan ke penjara.
Hingga kini, Pengadilan Negeri Cibinong belum memastikan apakah Ibrahim benar mengidap gangguan jiwa. Rencananya, Senin (11/5) mendatang, Hakim akan membacakan vonis kepada para terdakwa.
Red : Gus Jati


Sidang Kasus Penyerangan  Az Zikra CibinongAntiLiberalNews – Sidang kasus penyerangan dan pengeroyokan yang dilakukan pengikut Syiah di permukiman Az-Zikra Bukit Sentul, kembali digelar di Pengadilan Negeri Cibinong, Bogor, Rabu (29/04).
Dikutip Salam-Online, pada sidang kedua untuk 34 terdakwa ini jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan para saksi, di antaranya Kepala Penegak Syariah permukiman Az-Zikra Faisal Salim Ali Alkaf dan putrinya, Devina.
Faisal, korban pengeroyokan para penyerang yang mengaku sebagai pengikut Syiah itu memaparkan kronologis penyerangan dan pengeroyongan yang dilakukan terhadapnya.
Sementara putrinya, Devina, bersaksi terkait yang dilihatnya, termasuk saat ayahnya dikeroyok oleh sejumlah penyerang pada peristiwa yang terjadi Rabu 11 Februari 2015 jelang tengah malam itu.
Setelah memberikan keterangan kepada JPU dan penasihat hukum para terdakwa, majelis hakim bertanya kepada Devina, apakah ia mengenali wajah di antara para terdakwa. Devina mengenal wajah beberapa di antara mereka.
Hakim kemudian bertanya kepada para terdakwa, apakah membenarkan atau membantah keterangan saksi. Para terdakwa mengaku salah dan membenarkan keterangan saksi.
Selanjutnya para terdakwa yang diwakili oleh salah seorang di antara mereka memohon maaf atas tindakan mereka melakukan penyerangan dan pengeroyokan yang menyebabkan Faisal Salim mengalami luka serius dan harus beristirahat selama sepekan dari aktivitas.
Sebagai sesama manusia saksi Devina mengatakan memaafkan para terdakwa, tetapi proses hukum tetap berjalan. Ketua Majelis Hakim menimpali, “Tentu sebagai sesama manusia saling memaafkan, namun tak menghentikan proses hukum.”
Red : Maulana Mustofa


ustadz-anung-al-hamatAntiLiberalNews | Islam Pos – Pakar kajian seputar takfiri Syiah, Ustadz Anung Al Hamat M.Pd.I, menghimbau kepada masyarakat agar jangan hanya tersedot melakukan penolakan Idul Ghadir oleh pendeta Syiah M. Tawhidi, namun menganggap sepele event yang sama oleh kelompok takfiri Syiah lainnya di Indonesia.
“Idul Ghadir yang dilakukan ABI dan IJABI juga sama sesatnya. Apalagi mereka Syiah mayoritas di Indonesia,” ujar Ustadz Anung seperti dikutip Islam Pos pada Jumat (2/10).
Ustadz Anung memaparkan bahwa buku Antologi Islam yang dicetak penerbit Al-Huda jelas-jelas melakukan hujatan kepada Ummul Mukminin Aisyah dan sahabat Saad bin Abi Waqqash.
“ABI dan IJABI sama-sama berkiblat ke Khomeini. Kenapa ABI tidak menarik buku-bukunya?” tanya Wakil Ketua MIUMI DKI ini.
Ustadz Anung menilai bahwa penolakan ABI terhadap Tawhidi hanyalah strategi pencitraan agar kaum takfiri Syiah dapat diterima di Indonesia. Beliau justru mempertanyakan di mana letak perbedaan ABI dengan kelompok Syiah lainnya.
“Saya melihat mereka khawatir kedatangan M. Tawhidi dapat mengganggu program Syiah di Indonesia,” tandas Kandidat Doktor Universitas Ibn Khaldun ini.
Lebih lanjut, Ustadz Anung mengatakan bahwa perayaan Idul Ghadir dalam keyakinan Syiah bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka berkeyakinan Idul Ghadir adalah momentum pengangkatan Ali sebagai imam pengganti Rasulullah SAW. Maka bagi kaum takfiri tersebut, pengangkatan Abu Bakar, Umar, Usman sebagai kholifah tidak sah.
Syiah juga meyakini Idul Ghadir adalah hari raya yang lebih mulia dari Idul Fitri dan Idul Adha.
Ustadz Anung mengaku tidak heran jika melihat adanya perselisihan sesama takfiri Syiah, karena ternyata di antara mereka sendiri juga saling mengkafirkan satu sama lain.
“Husain Muayyad yang keluar dari Syiah juga dikafirkan,” ungkap beliau.
Karena itu, Ustadz Anung meminta masyarakat tidak terjebak pada penolakan Tawhidi, tapi juga perayaan Idul Ghadirnya.
“Dan perlu disampaikan kalau antar Syiah saja sudah saling sesat menyesatkan kafir mengkafirkan, apalagi sikap Syiah terhadap Ahlus Sunnah.”
Red : Gus Jati


Ayatullah ali khamaneiAntiLiberalNews – Kanada putuskan hubungan diplomatik dengan Rezim syiah Iran. Kanada melabeli Iran terlebih dahulu sebagai negara yang mendukung terorisme serta menutup kedutaannya di Tehran.
Sebagaimana diberitakan Washington Star News dan dikutip Islam Memo (30/9/2015), Menlu Kanada, John Baird, juga telah memutuskan ‘mengusir’ seluruh diplomat Iran di Kanada, pulang ke negaranya.
“Kanada memandang Pemerintah Iran sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global di dunia saat ini. Kanada telah memasukkan Iran ke dalam daftar negara yang mendukung terorisme,” jelas Baird dalam keterangan persnya dikutip Dakwatuna.
Kanada juga melist berbagai kesalahan Iran, antara lain menolak resolusi PBB terkait program nuklirnya, menambah bantuan militernya untuk rezim diktator Bashar Al-Assad, dan melatih dan mendanai kelompok-kelompok teroris.
Ketika Barack Obama membuat berbagai kesepakatan dengan Iran pada awal September lalu, ternyata negara tetangganya, Kanada, melabeli Iran terlebih dahulu sebagai negara yang mendukung terorisme serta menutup kedutaannya di Tehran.
Red : Maulana Mustofa

VIDEO

KRISTENISASI

SYIAH

LIBERAL